Aku tersudut di kamarku. Ku pandangi 3 buah gantungan lucu di tanganku. 2 gantungan berbentuk kodok, dan 1 gantungan lain berbentuk kucing. Kau tau,? Rif menyebutku kodok, dan aku menyebutnya kucing. Benar-benar aneh. Dan ke-3 gantungan lucu itu, Rif yang memberikannya padaku. Meski Rif telah jujur bahwa ke-3 benda itu di belikan oleh sahabat perempuannya, aku tetap merasa kecewa. Saat itu, sahabatnya sedang mengikuti tes masuk ke salah satu Universitas di Jakarta, dan Rif memintanya untuk membelikan sesuai permintaan, dan setelah sahabatnya membelikan itu, barulah Rif berikan padaku. Aku merasa sahabatnya lebih berharga dari apapun, termasuk aku. Bahkan untuk sesuatu yang ingin dy berikan padaku, harus diketahui dan dititipkan untuk dibelikan oleh sahabatnya. Huuufth,…sudahlah, ini hanya 1 hal yang aku tau. Masih banyak hal yang Rif lakukan dan aku tak tau.
Rif memberiku kata sandi akun jejaring sosial miliknya. Karena memang banyak sekali foto Rif yang di-privasikan di akunnya. Beberapa hari setelah dy memberiku kata sandinya, menjelang tengah malam yang mendung, aku sempatkan membuka akun Rif. Berniat ingin melihat koleksi foto miliknya. Tidak ada yang aneh, semuanya biasa saja. Tapi ketika aku melihat salah satu album Rif yang dy privasikan, aku sedikit terkejut. Begitu banyak foto mantan Rif yang masih tersimpan di album tersebut. Dan semua foto itu Rif tambahkan beberapa kata cinta di dalamnya. Hmm,…ternyata aku tidak salah jika dulu Rif begitu mencintainya. Pantas saja jika Rif belum bisa mencintaiku sepenuhnya. Begitu sakit rasanya, untung saja ada mendung di langit malam ini yang menemaniku. Dunia begitu tau,….
Entah ini karma atau bukan, karena aku juga masih memberatkan Rey dalam hatiku. Tapi yang pasti, ini di luar dugaanku. Karena aku sama sekali tidak menyimpan foto Rey semenjak aku putuskan memilih Rif, dan aku pikir Rif juga melakukan hal yang sama. Tapi TIDAK..! jauh dari yang aku bayangkan, masih begitu banyak kenangan bersama mantan kekasihnya yang dy simpan, tidak hanya dalam akun atau album, pun dalam hatinya. Aku yakin masih ada. Aku fikir, Rif akan menghilangkan dan menghapus semua hal tentang mantan kekasihnya itu setelah Rif bersamaku, tapi ternyata…… Aaaarrghh, Rif..,jika bukan karena aku mencintaimu, akan Q katakan bahwa begitu aku sangat membencimu dengan sikap bodohmu seperti ini. Sedikitpun tak ada usahamu untuk melupakannya. Lalu sampai kapan,? Setelah aku tak adakah baru kau akan menghargaiku…..???
Semenjak banyak hal yang membuatku ragu padanya, sering terjadi pertengkaran antara aku dan Rif. Bahkan masal sepele bisa menjadi berminggu-minggu bagi kami. Aku takut. Begitu takut disaat semua hal telah aku korbankan demi cinta kami, sahabat dan teman-temanku, kepercayaan sahabat-sahabatku, dan semua hal sebelum Rif datang, tapi hanya akan sia-sia saja. Aku begitu takut. Karena aku bagitu sadar, semua yang telah aku korbankan itu tidak akan pernah kembali jika akhirnya Rif meninggalkanku.
“ Rif hanya sampah yang ingin mempoles dirinya dengan memperalatmu,..! “ . Itu salah satu cacian dari beribu cacian orang-orang tentang Rif yang sengaja mereka lontarkan padaku. Begitu sakit aku mendengarnya, tapi aku hanya diam. Aku takut jika aku membalas cacian itu, mereka akan semakin menjadi-jadi menghina Rif. Dan aku akan lebih sakit lagi. Satu persatu teman-temanku telah ku tinggalkan, sebab aku tau, sampai kapanpun, mereka akan tetap menghina Rif di depanku. Dan aku putuskan meninggalkan mereka, dank u pertahankan Rif. Tak ada satupun pesan di ponsel yang aku balas jika itu dari teman-temanku. Dan tak ada satupun panggilan masuk yang aku jawab jika itu dari mereka juga. Sengaja aku sembunyikan hal ini pada Rif, aku tidak ingin membuatnya sedih dengan cacian mereka dan keputusan yang aku ambil. Maafkan aku, Rif….
Aku tanyakan pada Rif tentang perasaanya pada mantan kekasihnya, apakah Rif masih mencintainya atau tidak, dan Rif hanya tersenyum. Dy tidak mengiyakan, juga tidak menolak. Aku semakin bingung. Hanya untuk menjaga hatinya, tidak aku katakana jika aku begitu sakit saat aku melihat foto mantan kekasihnya itu di albumnya. Aku sembunyikan hal ini, sampai Rif benar-benar menyadari dengan sendirinya, bahwa aku sakit dengan itu. Hmmm,…. aku jadi menangis saat menulis ini. Hati dan ingatanku menyatu pada waktu itu, sampai aku memohon pada Tuhan agar tidak terjadi lagi yang kedua kali setelah saat itu. Namun Tuhan begitu mencintaiku, melebihi cinta siapapun yang mengaku mencintaiku. DIA memberiku kekuatan dalam kerapuhanku. Aku selalu mencoba untuk mengerti Rif, dalam hal apapun. Semoga ini membantu perasaanku. Aku ingin Rif tau, jika aku begitu tangguh meski sakit menggerogoti hatiku. Karena aku ingin menjadi wanita yang sanggup mendapatkan apapun yang aku impikan.
Rif sering mengatakan aku egois. Mungkin memang egois, tapi tidak akan aku begitu jika bukan untuk kebaikan hubunganku dan dy. Aku menjalani cinta bersama Rif, hanya dengan modal percaya. Jika suatu saat kepercayaan itu terkhianati sendiri, siapa yang akan menjamin aku dan Rif bisa hidup bahagia kembali,…?? Tidak ada bukan,..?!. Rif, andai kau tau, aku lakukan semua ini demi baik buruknya hubungan kita. Tapi sampai seribu kali pun ku jelaskan padamu, kau tetap bersikeras dengan egomu. Kau bilang aku terlalu berlebihan, terlalu mengatur, terlalu memikirkan, terlalu repot dan sangat egois. Sedih aku mendengarmu mengatakan itu, kau bukan Rif yang aku kenal seperti pertama dulu. Sungguh….
Mungkin benar aku egois dan selalu ingin di mengerti. Tapi dibalik itu, aku sekuat tenaga mempertahankan semua ini. Berbagai cara ku lakukan jika hatiku sakit dengan salah satu hal dalam hubungan kami, apapun itu. Entah menonton, mendengarkan music, atau memasak. Berbagai konselor aku datangi untuk mendapatkan solusi. Segala macam buku aku baca untuk mengatasi sakit itu. Tapi Rif hanya mengatakan aku EGOIS. Maafkan aku yang terlalu bodoh, Rif. Tapi sungguh, dalam hatiku, tidak ada laki-laki selainmu, dan aku sangat mencintaimu,……